Minggu, 17 Januari 2016
Jumat, 15 Januari 2016
Lika-liku Dalam Perjalanan aturan Back Pass
Paul Robinson, salah satu korban peraturan Back Pass (Mirror)
Jika ada yang bertanya perihal apa menariknya menyaksikan pertandingan sepakbola di era 70 hingga 80an maka saya akan menjawab dengan satu kata yaitu "Banyak". Banyak sekali hal-hal yang menarik apabila kita menyaksikan pertandingan di zaman Michel Platini dkk tersebut. Dari tatanan rambut yang belum semodern sekarang, gaya kostum yang masih dihiasi dengan celana pendek bin gemes, hingga momen-momen baik yang sensasional maupun kontroversial. Namun, apabila ada yang bertanya apa yang tidak menarik dari sepakbola era 80an maka saya akan menyebut belum adanya hukum "Back Pass" sebagai alasan utama.
Kamis, 14 Januari 2016
Turki dan Dewi Fortuna di Turnamen Besar
Selebrasi Arda Turan setelah pertandingan melawan islandia (Bola.com)
13
September 2015, Stadion Torku Arena di kota Konya Turki bersiap untuk
merampungkan pertandingan terakhir kesebelasan Negara Turki yang menjamu
pemuncak klasemen saat itu yaitu Islandia dalam pertandingan terakhir
kualifikasi Euro 2016. Hingga 89 menit pertandingan berlangsung skor masih
imbang 0-0. Sekitar 39.404 penonton yang hadir merasa hasil seri sudah cukup
bagi mereka untuk mengamankan satu jatah play off karena pesaing terdekat
mereka Belanda sudah dipastikan gagal karena menelan kekalahan 2-3 dari
Republik Ceska. Sampai akhirnya wasit Gianluca Rocchi dari Italia meniup peluit
tanda pelanggaran yang terjadi di luar kotak pinalti Islandia.
Selcuk
Inan bersiap mengambil tendangan bebas tersebut dikarenakan eksekutor utama
mereka Hakan Calhanoglu telah digantikan di menit ke72. Tanpa disangka-sangka
tendangan Selcuk masuk ke jala gawang Islandia. Penonton pun bergemuruh dengan
gol tersebut karena setidaknya mereka dapat memperlebar jarak dengan Belanda
dan memastikan satu tiket play off menuju prancis. Mereka kemudian mendapatkan
kabar bahwa peringkat buncit saat itu Kazakhstan mampu mengalahkan Latvia 1-0
sehingga menggusur Latvia ke peringkat terakhir. Hal ini membuat poin mereka
tidak akan dikurangi dengan Kazakhstan melainkan dengan Latvia sbeagai syarat
penentuan posisi peringkat tiga terbaik.
Betapa
beruntungnya turki ketika poin 18 yang sudah mereka kantongi hanya dikurangi
dua saja dari hasil imbang dua kali ketika berhadapan dengan Latvia. Hal ini
membuat anak-anak asuhan fatih Terim berhasil melaju otomatis ke Prancis 2016.
Arda Turan bahkan sampai menangis terharu ketika mereka akhirnya berhasil masuk
ke turnamen terbesar di eropa tersebut setelah delapan tahun absen.
Kesebelasan
turki memang sudah sangat merindukan untuk tampil di turnamen besar. Tercatat
mereka melewatkan dua piala dunia dan satu piala eropa setelah terakhir kali
mentas di ajang piala eropa 2008 di Austria dan Swiss. Sepanjang sejarahnya pun
kesebelasan Turki hanya lima kali mengikuti turnamen besar yaitu dua piala
eropa (1954, dan 2002) serta tiga piala eropa (Euro 1996, 2000, dan 2008). Akan
tetapi turki selalu menyimpan cerita unik terkait keikutsertaan mereka di ajang
hajatan FIFA maupun UEFA. Sangara (Kesebelasan Negara) Turki memiliki kebiasaan suka melakukan come
back atau bangkit dari situasi tertinggal serta selalu dinaungi
keberuntungan.
Jumat, 08 Januari 2016
Berkenalan Lebih Dekat Dengan Sosok Marko Grujic
Hanya meraih dua kemenangan (masing-masing 1-0) dan mencetak empat gol dari lima pertandingan terakhir, Liverpool memutuskan untuk bergerak cepat dalam menyikapi hadirnya bursa transfer di bulan Januari ini. Kekurangan sosok pemain kreatif (dimana The Reds sangat bergantung kepada Philipe Coutinho) disinyalir menjadi penyebab Liverpool kesulitan mengembangkan permainannya. Tidak mau kehilangan momen mereka memutuskan untuk merekrut pemuda 19 tahun bernama Marko Grujic.
Langganan:
Postingan (Atom)