Senin, 08 Februari 2016

[On This Day] Lahirnya Bapak Total Football Dunia

Sosoknya dikenang dengan taktik sensasional bernama total football. Semua pemain diberi kebebasan untuk meninggalkan posisinya dengan catatan ada pemain yang mengisi posisi yang ditinggalkannya tersebut. Lahir dengan nama Marinus Jacobus Hendricus Michels, publik sepakbola lebih mengenal dirinya dengan nama Rinus Michels.


Lahir di Amsterdam atau lebih tepatnya tumbuh di dekat stadion Olympic yang menjadi stadion utama pegelaran Olimpiade 1928, Rinus tumbuh sebagai anak yang mencintai sepakbola khususnya Ajax Amsterdam. Hal ini ditunjukkan dengan kado berupa sepasang sepatu bola dan Jersey Ajax saat dirnya berulang tahun ke sembilan. Dirinya pun mendapatkan berkesempatan bermain di akademi Ajax melalui Joop Kohler salah satu anggota komisioner Ajax yang kebetulan berteman dengan ayah Rinus.

Debut Rinus bersama De Godenzonen tidak main-main. Dirinya mencetak lima gol ketika masuk menggantikan Han Lambregt dalam pertandingan melawan Ado Den Haag 8-3. Meskipun bermain bagus dalam debutnya namun Rinus dianggap tidak memiliki tekhnik yang baik dalam sepakbola. Akan tetapi Rinus mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki oleh pemain lain yaitu kekuatan tubuh yang di atas rata-rata dan kemampuannya dalam menyundul bola. Rinus mengakhiri 12 tahun kebersamaannya bersama Ajax dengan torehan 122 gol dan dua gelar juara liga. Dirinya harus pensiun di usia 30 tahun dikarenakan cidera punggung.

Selepas pensiun pada 1958, pemain yang hanya mengumpulkan lima caps bersama timnas Oranye ini pun memasuki dunia kepelatihan. Sempat melatih klub amatir Jos Watergraafsmeer dan AFC DWS, Rinus kemudian kembali ke pelukan Ajax amsterdam pada 1965. Ajax yang sebelumnya hanya menjadi langganan zona degradasi diubahnya menjadi tim yang ditakuti seantero Belanda. Mengandalkan Johan Cruyff dan Johan Neeskeens, Ajax dibawanya meraih sembilan gelar dalam enam tahun masa baktinya termasuk empat gelar Erdivisie dan satu gelar Champions Cup. Bersama Ajax dirinya kemudian mengembangkan taktik berupa total football dimana para pemain dapat mengambil alih peran pemain yang meninggalkan posisinya satu sama lain. Selain itu dirnya pun mengembangkan taktik "Offside Trap".

Barcelona kemudian menjadi pelabuhan berikutnya. Rinus hijrah ke klub Catalan tersebut bersama bintangnya Johan Cruyff. Bersama Blaugrana dirinya hanya memberikan satu gelar La Liga sebelum memutuskan menerima pinangan kesebelasan negara Belanda.

Total Football milik Rinus semakin sempurna ketika pegelaran Piala Dunia 1974. Permainan Ajax yang mengandalkan perpindahan posisi dengan sangat cepat antar pemain membuat penikmat sepakbola saat itu kemudian menyukai taktik ini. Hingga partai final De Oranye mencetak 14 gol dan hanya kebobolan satu gol termasuk mengalahkan juara bertahan Brazil. Sayangnya di partai final total football ala rinus mentah dengan permainan taktis Jerman Barat. Belanda hanya menjadi runner up sehingga memunculkan istilah "juara tanpa mahkota" yang terus melekat dalam tubuh kesebelasan Belanda.

Sempat melanglang buana dari Amerika Serikat hingga Jerman, Rinus kembali mendapat kesempatan menukangi Belanda pada pegelaran Piala eropa 1988. Dirinya pun kembali dibekali dengan talenta-talenta terbaik kepunyaan negeri tulip macam Ronald Koeman, Marco van Basten, Ruud Gullit, serta Frank Rijkaard. Pada pegelaran yang berlangsung di Jerman Barat tersebut Belanda keluar sebagai juara sekaligus satu-satunya gelar prestisius yang pernah diraih oleh negeri van oranye tersebut.

Rinus bersama trophy Piala Eropa 1988

Sempat melatih Bayer Leverkusen kemudian kembali menjadi juru taktik Belanda, rinus kemudian berhenti total dari sepakbola pada 1992. 13 tahun kemudian atau pada 3 Maret 2005, Rinus meninggal dunia di usia 77 tahun dikarenakan penyakit jantung yang dideritanya. Sosoknya yang sangat fenomenal begitu dirindukan oleh semua orang.

"Dia (rinus) menempatkan Belanda sebagai tempat bagi seseorang mendapatkan manfaat dari (taktiknya) itu". tutur Cruyff seperti dikutip ESPN. Dirinya menambahkan "Bersama dia, hasil akhir akan datang, namun kualitas sepakbola adalah nomor satu". Cruyff pun dikenal sebagai sosok yang melestarikan taktik ini ketika menukangi Barcelona medio 90an.

Meskipun sudah mangkat hampir 11 tahun yang lalu namun sosok Rinus selalu dikenang sampai kapanpun. Dirinya mewarisi suatu taktik berupa keseimbangan antara pemain-pemain kreatif serta pemain-pemain yang memiliki kekuatan destruktif. Taktik tersebut kemudian diimbangi dengan kemampuannya melakukan tekanan terhadap pertahanan lawan. Taktik yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya tiki-taka yang dilakukan oleh barcelona. Taktik itu bernama Total Football.

Sumber : Wikipedia, ESPN FC
Sumber gambar : Goal.com. footballtribute.com

1 komentar:

  1. Sbobet merupakan sebuah situs judi bola, dimana Anda bisa mendaftarkan akun di situs-situs agen judi online seperti situs BOLAVITA. Permainan ini masuk kedalam kategori sportsbook, yaitu perjudian memasang pertandingan-pertandingan olahraga yang digelardari berbagai venue diseluruh dunia.

    Daftar sekarang juga dan dapatkan BONUS NEW MEMBER 10%

    Menerima deposit dari seluruh Bank Di Indonesia, Dan semua uang digital seperti OVO, GOPAY, LINK AJA, DANA, JENIUS DLL.

    Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
    ✔ WA / TELEGRAM : +6281297392623

    BalasHapus